• Posted by : Unknown Jumat, 27 April 2012

    Puluhan nelayan berkumpul di sekitar dermaga di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, untuk mengikuti acara rokat tase (petik laut). Acara ritual tahunan yang telah turun-temurun mereka lakukan sebagai bentuk harapan dan terima kasih atas hasil laut yang telah diterima selama satu tahun.
    Para nelayan yang mengenakan peci, baju koko, dan sarung itu terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok duduk mengitari baskom berisi air kembang. Sementara warga Desa Lobuk dan warga lain yang tinggal di sekitar desa sudah memenuhi dermaga tempat acara rokat tase akan dilaksanakan.
    Sebelum acara rokat tase dimulai, arak-arakan tarian dimulai sepanjang jalan dari jalan masuk ke Desa Lobuk hingga dermaga yang jaraknya sekitar satu kilometer. Tarian itu bernama Saronen yang diiringi dengan iringan instrumen khas Madura, saronen.
    Setelah arak-arakan tiba di dermaga, acara tari-tarian belum berakhir. Sejumlah tarian yang mencerminkan kehidupan nelayan diperagakan secara bergantian sebelum rokat tase’ dimulai.
    Tari pembukanya adalah tari Guar-guar. Tarian ini menggambarkan anak-anak nelayan yang menjemput bapaknya yang pulang dari melaut. Kemudian dilanjutkan tarian Nyare Aeng ka Semper (mencari air ke sungai) yang menggambarkan anak-anak nelayan yang pergi ke sungai untuk mengambil air. Setelah itu tarian Samper Nyecceng yang menggambarkan istri nelayan yang sedang menunggu suaminya pulang dari melaut. Terakhir, tarian Muang Sangkal (buang sial) yang diperagakan oleh lima penari. Tarian ini selalu ada sebelum acara rokat tase’ dimulai. Tarian yang berarti harapan agar acara berjalan baik, tanpa ada hambatan apa pun, dari awal sampai akhir.
    Shalawat bersama
    Selepas tari-tarian, acara ritual rokat tase’ dimulai. Para nelayan mengumandangkan doa dan shalawat bersamaan. Setelah itu mereka berebut mengambil air kembang yang ada di baskom dan menampungnya dalam tempat air minum kecil.
    Nelayan kemudian bergegas menuju perahunya masing-masing. Perahu yang sehari sebelumnya telah mereka cat ulang dan hiasi dengan beragam aksesori. Setelah itu masing-masing nelayan menumpahkan air kembang yang dibawanya ke beberapa bagian perahu.
    “Hal ini kami percaya sebagai bentuk keberuntungan agar tangkapan kami lebih banyak lagi tahun ini,” ucap Darus (40), salah satu nelayan Desa Lobuk.
    Sementara di tempat terpisah, sesajen berupa kepala sapi dan nasi beserta lauknya yang ditaruh dalam miniatur perahu yang dibuat dari batang pisang, dibawa ke salah satu perahu nelayan. Sesajen ini yang akan dilepas ke laut sebagai rasa syukur kepada laut yang telah menghidupi nelayan.
    Perahu-perahu hias pun berlayar setelah sesajen dinaikkan. Tiga kilometer jauhnya dari pantai, sesajen dilepaskan dan perahu-perahu itu kemudian kembali ke pantai. Acara rokat tase’ pun usai.
    Setiap tahun nelayan di Desa Lobuk, sama seperti nelayan-nelayan lainnya di Jawa Timur, selalu merayakan petik laut. Inti dari acara ini sama, mereka berharap agar hasil tangkapan dapat lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.
    “Selama ini tangkapan kami selalu banyak sehingga nelayan tidak pernah kekurangan untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari. Dalam sehari kami bisa mendapatkan 30-40 kilogram ikan teri nasi, setiap kilogram harganya Rp 13.000. Dengan petik laut ini, kami berharap tangkapan kami bisa lebih banyak lagi,” kata Darus sambil tersenyum.
    Tidak hanya para nelayan yang berharap pada rokat tase. Pemerintah Kabupaten Sumenep pun berharap banyak pada acara ritual tahunan ini. Acara yang disuguhkan dengan tari-tarian ini diharapkan dapat menarik wisatawan datang ke Sumenep.
    Wakil Bupati Sumenep Mohammad Dahlan mengatakan hal ini saat membuka acara rokat tase. Menurut dia, selama ini kebudayaan Madura masih belum terlihat oleh warga Indonesia dan wisatawan asing. Yang dikenal hanya karapan sapinya. Padahal, sebetulnya Madura, khususnya Sumenep, kaya akan beragam budaya.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Blog Anak Madura

    Blog Anak Madura - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan